Ngalap Berkah dari Sang Ustadz Atau Kyai
Pangandaran Share - Ngalap Berkah dari Sang Ustadz Atau Kyai
Kaum muslimin yg mudah-mudahan senantiasa mendapat taufik Allah Ta’ala. Pada hri yg dikatakan sakral oleh sebahagian kaum muslimin, terdapat sebuah kenyataan yg amat sangat memilukan ygmenunjukkan kekurangan akal. Hri tersebut yaitu tanggal siji suro (1 Muharram). Sebahagian kaum muslimin yg senantiasa mengharapkan kemudahan dalam hidupnya & mau mencari kebaikan malah mencarinya dgn kiat yg tak masuk akal. Mereka mencari barokah dari seekor kerbau (kebo bule) yg dinamakan bersama ‘Kyai Slamet’, adalah mereka saling berebut buat mendapati kotoran kerbau tersebut, dulu menyimpannya, seraya berkeyakinan rizki dapat tidak tersendat & bisnis dapat sukses bersama dikarenakan kotoran tersebut. Seseorang yg miliki akal sehat pasti tak bisa jadimelaksanakan faktor yg begitu. Namun kok mereka sanggup laksanakan elemen yg begitu?! Ke mana akal sehat mereka?!!
Itulah tabaruk,
Itulah tabaruk,
Ngalap Berkah dari Sang Ustadz Atau Kyai
mereka jalankan yg begitu utk memperoleh barokah dari kotoran tersebut. Sehingga perhatikanlah pembahasan kali ini, supaya kaum muslimin sekalian bakal mengetahui manakah trick mencari barokah yg dibenarkan & manakah yg dilarang oleh agama ini.
Mencari barokah atau tabaruk yaitu meminta kebaikan yg tidak sedikit & meminta tetapnya kebaikan tersebut. Dalam Al Qur’an & hadits menunjukkan bahwasanya keberkahan cuma berasal dari Allah semata & tak ada satu orang makhluk serta yg mampu memberikan keberkahan. Allah Ta’ala berfirman yg artinya,”Allah yg memberikan barokah, sudah menurunkan Al Furqaan (merupakan Al Qur’an)pada Hamba-Nya” (Al Furqon : 1), ialah menunjukkan jumlahnya & tetapnya kebaikan yg Allah memberi pada Hamba-Nya berupa Al Qur’an. Allah serta berfirman yg artinya,”Kami limpahkan keberkahan atasnya & atas Ishaq” (Ash Shofaat : 113). “Dan Dirinya menjadikan saya seseorang yg diberkahi di mana saja saya berada” (Maryam : 31). Ayat-ayat yg mulia ini menunjukkan bahwasanyayg memberikan barokah hanyalah Allah. Sehingga tak boleh satu orang menyampaikan,’Saya memberikan barokah kepada aksi kalian, maka tindakan tersebut lancar’. Lantaran barokah, jumlahnyakebaikan, & kelanggengan kebaikan cuma Allah yg bisa memberikannya terhadap siapa yg Dikehendaki-Nya.
Kaum muslimin yg mudah-mudahan dirahmati Allah. Al Qur’an & hadits menunjukkan bahwa sesuatu yg Allah halalkan juga sebagai barokah ada 2 macam adalah (1) barokah dari ruang & diwaktu,dan(2) barokah dari zat manusia.
Barokah yg perdana ini seperti yg Allah memberi kepada Baitul Haram (ka’bah) & sekeliling Baitul Maqdis. Allah Ta’ala berfirman yg artinya,”Maha Suci Allah, yg sudah memperjalankan Hamba-Nyaterhadap sebuah tengah malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yg sudah Kami berkahi sekelilingnya biar Kami tampilkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami” (Al Isro’ : 1). Tujuan dari memberkahi ruang tersebut yakni memberikan kebaikan yg tidak sedikit & tetap menerus di area tersebut, maka para Hamba-Nya selalu mau & gemar berdo’a di ruangan tersebut, utkmeraih barokah di dalamnya. Ini bukan berarti -seperti anggapan sebahagian kaum muslimin- bahwa satu orang boleh mengusap-ngusap bidang masjid tersebut (seperti dinding) utk mendapatibarokah yg tidak sedikit. Sebab barokah dari masjid tersebut bukanlah barokah dengan cara dzatnya, namun keberkahannya merupakan dengan cara maknawi saja, ialah keberkahan yg Allah himpunkepada bangunan ini ialah bersama mendatanginya, thowaf di sekeliling ka’bah, & beribadah di dalamnya yg pahalanya lebih tidak sedikit daripada beribadah di masjid yang lain. Demikian serta hajar aswad, keberkahannya merupakan dgn tujuan ibadah, adalah satu orang menciumnya atau melambaikan tangan kepadanya lantaran mentaati & mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barokahyg beliau peroleh yaitu barokah dikarenakan mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umar radhiyallahu ‘anhu sudah mengemukakan,”Sesungguhnya saya mengetahui bahwa anda ialah batu biasa,tak mampu memberikan manfaat, demikian serta tak mampu mendatangkan bahaya.” (HR. Bukhari). Maksudnya, hajar aswad tak mampu memberikan manfaat & tak pun memberikan bahaya pada satu orang sedikit juga. Sesungguhnya faktor ini dilakukan dalam rangka laksanakan ketaatan pada Allah & mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu, ia radhiyallahu ‘anhumenyampaikan,”Dan saya menonton Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, sehingga saya pula menciummu.”
Adapun mendapati barokah dari ketika yakni seperti terhadap bln Ramadhan. Bln tersebut dinamakan bersama bln yg penuh barokah (tidak sedikit kebaikan). Seperti di dalamnya terdapat tengah malam lailatul qodar merupakan barangsiapa yg beribadah terhadap tengah malam tersebut sehingga beliau seperti beribadah seribu bln lamanya.
Kaum muslimin, barokah type ke-2 ini yaitu barokah yg Allah memberi kepada beberapa orang mu’min dari para Nabi ‘alaihimus salam. Barokah yg terdapat kepada mereka yakni barokah dengan caradzat (sanggup berpindah dengan cara dzat). Seluruhnya bidang badan para Nabi sejak mulai dari Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, hingga Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya ialahbarokah. Di antara kaum Nabi tersebut ada yg mencari barokah dari tubuh mereka, baik bersama mengusap-ngusap badan mereka atau membawa keringat mereka atau membawa barokah dari rambut mereka. Seluruh ini diperbolehkan lantaran Allah menjadikan badan mereka yakni barokah. Sama Seperti Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, badannya ialah barokah. Faktor ini bisa di lihat dalam hadits bahwasanya para sohib Nabi membawa barokah dari ludah & rambut dia. Jikalau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu, mereka saling berebut buat mendapat secon wudhu ia.
Barokah dengan cara dzat seperti ini cuma dikhususkan pada para Nabi ‘alaihimus salam saja & tak diperbolehkan bagi tidak hanya mereka. Demikian serta para teman Nabi sekalipun atau rekan ygpaling mulia & telah dipastikan masuk surga seperti Abu Bakar & Umar radhiyallahu ‘anhuma tak boleh seseorang serta membawa barokah dari mereka lantaran faktor seperti ini tak sempat dilakukan oleh para teman yg lain pada mereka berdua, sama seperti mereka membawa barokah dari rambut & keringat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebahagian kaum muslimin kala ini saat menghadapi kesusahan dalam hidupnya, mereka malah mencari barokah dari para kyai. Mereka menyamakan/meng-qiyas-kan perihal ini dgn Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dikarenakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam boleh diambil rambut & keringatnya sbg sebuah keberkahan, sehingga menurut mereka para kyai serta patut utk dimintai berkahnya baik dari ludahnya atau rambutnya. Bahkan ada juga yg membawa kotoran kyai/gurunya buat mendapati barokah, layaknya yg dilakukan oleh beberapa orang sufi. Tidakkah mereka tahu bahwa mencaribarokah dengan cara dzat seperti ini tak diperbolehkan buat terkecuali para Nabi?!!
Qiyas (penyamaan hukum) yg mereka melakukan yaitu qiyas yg keliru & jelas-jelas berlainan. Jangankan mencari barokah dari kyai, mencari barokah dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu -sahabat ygmulia, yg keimanannya seandainya ditimbang bakal lebih berat dari keimanan umat ini & telah dipastikan masuk surga- saja tak diperbolehkan dikarenakan dia bukan Nabi & tak sempat di antara parasohib yg lain mencari barokah dari dirinya radhiyallahu ‘anhu. Lebih-lebih dgn para kyai yg tingkat keimanannya dibawah Abu Bakar & belum dipastikan masuk surga, sehingga tidaklah patut satu orangpula membawa barokah darinya.
Sehingga gimana pun bersama membawa barokah dari kyai -yang tak miliki akal- seperti kerbau ‘Kyai Slamet’?!! Sungguh tindakan ini tidaklah masuk akal & tak bisa saja memberikan kebaikan sama sekali, tapi malah dapat menambah dosa. Dosa ini bukan sembarang dosa, tetapi dosa ini yakni dosa terbesar dari dosa-dosa yang lain adalah dosa syirik & Allah Ta’ala berfirman,”Sesungguhnya Allahtak mengampuni dosa syirik. & Beliau mengampuni dosa yg berada di bawah syirik, bagi siapa yg Dikehendaki-Nya.” (An Nisa’ : 116)
Syaikh Sholih Alu Syaikh hafidzohullah menuturkan bahwa seandainya kita memperhatikan apa yg dilakukan oleh para penyembah kubur (yg datang ke kuburan para wali & beribadah kepadanya, -pen) di era kita ini, di negeri-negeri yg di sana menyebar beragam macam kesyirikan, kita bakal memperoleh di antara mereka ada yg melaksanakan ibadah layaknya yg dilakukan oleh beberapa orangmusyrik terdahulu pada laata, ‘uzza, & dzatu anwat. Para penyembah kubur tersebut duduk-duduk di kuburan atau di sekeliling pagarnya, mereka berada di atas kuburan atau di celah-celah dindingyg mengelilingi kuburan. Mereka berkeyakinan seandainya mereka menyentuhnya (dgn maksud mencari barokah,-pen) seakan-akan mereka menyentuh orang yg berada dalam kuburan tersebut, terhubungkan roh mereka dengannya & mereka meyakini bahwa orang yg berada di dalam kubur bakal jadi perantara antara mereka bersama Allah. Itulah pengagungan pada kubur tersebut. Inilah syirik agung (syirik yg mengeluarkan seorang dari Islam,-pen) sebab perkara ini mengandung ketergantungan hati pada terkecuali Allah dalam membawa manfaat & menolak bahaya pula menjadikan perantara antara diri mereka dgn Allah. Aksi seperti ini yakni sama seperti yg dilakukan beberapa orang musyrik dulu(yg sudah dianggap kafir oleh Allah & Rasul-Nya,-pen). Faktor ini mampu di lihatterhadap firman Allah yg artinya,”Ingatlah, cuma kepunyaan Allah-lah agama yg bersih (dari syirik). & beberapa orang yg membawa pelindung tidak hanya Allah (bicara) : “Kami tak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami pada Allah bersama sedekat- dekatnya.” Sesungguhnya Allah bakal memutuskan di antara mereka berkenaan apa yg mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tak menunjuki beberapa orang yg pendusta & amat ingkar.” (Az Zumar : 3).
Adapun jika mereka mengusap-ngusap kubur tersebut & meyakini bahwa kubur tersebut yakni ruangan yg penuh barokah & cuma sbg karena memperoleh barokah. Sehingga ini ialah syirik ashgor.
(Sebahagian pembahasan di atas diambil dari kitab ‘At Tamhid lii Syarhi Kitabit Tauhid’ yg ditulis oleh Menteri Wakaf Kerajaan Saudi Arabia, Syaikh Sholih Alu Syaikh -semoga Allah menjaga beliau-)
Wahai kaum muslimin, inilah tingkat kesyirikan tabaruk. Seorang mampu ke luar dari Islam disebabkan laksanakan aksi syirik besar ini. Sehingga renungkanlah, apakah aksi lain juga sebagai wujudmencari barokah seperti ‘grebeg mulud’ (tumpukan tumpeng yg saling diperebutkan terhadap hri ‘maulud Nabi’) termasuk juga mencari barokah yg disyari’atkan atau tak. Benarkah tumpeng ygdiambil berkahnya tersebut sanggup melariskan dagangan, melancarkan rizki satu orang, dapat menciptakan satu orang memperoleh jodoh?!!
Mudah-mudahan Allah menunjukkan kita terhadap kebenaran & meneguhkan kita di atasnya. Sesungguhnya Allah menunjuki kepada jalan yg lurus bagi siapa yg dikehendaki.
***
Keberkahan Cuma dari Allah
Mencari barokah atau tabaruk yaitu meminta kebaikan yg tidak sedikit & meminta tetapnya kebaikan tersebut. Dalam Al Qur’an & hadits menunjukkan bahwasanya keberkahan cuma berasal dari Allah semata & tak ada satu orang makhluk serta yg mampu memberikan keberkahan. Allah Ta’ala berfirman yg artinya,”Allah yg memberikan barokah, sudah menurunkan Al Furqaan (merupakan Al Qur’an)pada Hamba-Nya” (Al Furqon : 1), ialah menunjukkan jumlahnya & tetapnya kebaikan yg Allah memberi pada Hamba-Nya berupa Al Qur’an. Allah serta berfirman yg artinya,”Kami limpahkan keberkahan atasnya & atas Ishaq” (Ash Shofaat : 113). “Dan Dirinya menjadikan saya seseorang yg diberkahi di mana saja saya berada” (Maryam : 31). Ayat-ayat yg mulia ini menunjukkan bahwasanyayg memberikan barokah hanyalah Allah. Sehingga tak boleh satu orang menyampaikan,’Saya memberikan barokah kepada aksi kalian, maka tindakan tersebut lancar’. Lantaran barokah, jumlahnyakebaikan, & kelanggengan kebaikan cuma Allah yg bisa memberikannya terhadap siapa yg Dikehendaki-Nya.
Barokah yg Tak Sanggup Berpindah dengan cara Dzat
Kaum muslimin yg mudah-mudahan dirahmati Allah. Al Qur’an & hadits menunjukkan bahwa sesuatu yg Allah halalkan juga sebagai barokah ada 2 macam adalah (1) barokah dari ruang & diwaktu,dan(2) barokah dari zat manusia.
Barokah yg perdana ini seperti yg Allah memberi kepada Baitul Haram (ka’bah) & sekeliling Baitul Maqdis. Allah Ta’ala berfirman yg artinya,”Maha Suci Allah, yg sudah memperjalankan Hamba-Nyaterhadap sebuah tengah malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yg sudah Kami berkahi sekelilingnya biar Kami tampilkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami” (Al Isro’ : 1). Tujuan dari memberkahi ruang tersebut yakni memberikan kebaikan yg tidak sedikit & tetap menerus di area tersebut, maka para Hamba-Nya selalu mau & gemar berdo’a di ruangan tersebut, utkmeraih barokah di dalamnya. Ini bukan berarti -seperti anggapan sebahagian kaum muslimin- bahwa satu orang boleh mengusap-ngusap bidang masjid tersebut (seperti dinding) utk mendapatibarokah yg tidak sedikit. Sebab barokah dari masjid tersebut bukanlah barokah dengan cara dzatnya, namun keberkahannya merupakan dengan cara maknawi saja, ialah keberkahan yg Allah himpunkepada bangunan ini ialah bersama mendatanginya, thowaf di sekeliling ka’bah, & beribadah di dalamnya yg pahalanya lebih tidak sedikit daripada beribadah di masjid yang lain. Demikian serta hajar aswad, keberkahannya merupakan dgn tujuan ibadah, adalah satu orang menciumnya atau melambaikan tangan kepadanya lantaran mentaati & mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barokahyg beliau peroleh yaitu barokah dikarenakan mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umar radhiyallahu ‘anhu sudah mengemukakan,”Sesungguhnya saya mengetahui bahwa anda ialah batu biasa,tak mampu memberikan manfaat, demikian serta tak mampu mendatangkan bahaya.” (HR. Bukhari). Maksudnya, hajar aswad tak mampu memberikan manfaat & tak pun memberikan bahaya pada satu orang sedikit juga. Sesungguhnya faktor ini dilakukan dalam rangka laksanakan ketaatan pada Allah & mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu, ia radhiyallahu ‘anhumenyampaikan,”Dan saya menonton Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, sehingga saya pula menciummu.”
Adapun mendapati barokah dari ketika yakni seperti terhadap bln Ramadhan. Bln tersebut dinamakan bersama bln yg penuh barokah (tidak sedikit kebaikan). Seperti di dalamnya terdapat tengah malam lailatul qodar merupakan barangsiapa yg beribadah terhadap tengah malam tersebut sehingga beliau seperti beribadah seribu bln lamanya.
Barokah dari Para Nabi bakal Berpindah dengan cara Dzat
Kaum muslimin, barokah type ke-2 ini yaitu barokah yg Allah memberi kepada beberapa orang mu’min dari para Nabi ‘alaihimus salam. Barokah yg terdapat kepada mereka yakni barokah dengan caradzat (sanggup berpindah dengan cara dzat). Seluruhnya bidang badan para Nabi sejak mulai dari Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, hingga Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya ialahbarokah. Di antara kaum Nabi tersebut ada yg mencari barokah dari tubuh mereka, baik bersama mengusap-ngusap badan mereka atau membawa keringat mereka atau membawa barokah dari rambut mereka. Seluruh ini diperbolehkan lantaran Allah menjadikan badan mereka yakni barokah. Sama Seperti Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, badannya ialah barokah. Faktor ini bisa di lihat dalam hadits bahwasanya para sohib Nabi membawa barokah dari ludah & rambut dia. Jikalau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu, mereka saling berebut buat mendapat secon wudhu ia.
Barokah dengan cara dzat seperti ini cuma dikhususkan pada para Nabi ‘alaihimus salam saja & tak diperbolehkan bagi tidak hanya mereka. Demikian serta para teman Nabi sekalipun atau rekan ygpaling mulia & telah dipastikan masuk surga seperti Abu Bakar & Umar radhiyallahu ‘anhuma tak boleh seseorang serta membawa barokah dari mereka lantaran faktor seperti ini tak sempat dilakukan oleh para teman yg lain pada mereka berdua, sama seperti mereka membawa barokah dari rambut & keringat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Macam Mana Mencari Barokah dari ‘Kebo’ [?]
Sebahagian kaum muslimin kala ini saat menghadapi kesusahan dalam hidupnya, mereka malah mencari barokah dari para kyai. Mereka menyamakan/meng-qiyas-kan perihal ini dgn Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dikarenakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam boleh diambil rambut & keringatnya sbg sebuah keberkahan, sehingga menurut mereka para kyai serta patut utk dimintai berkahnya baik dari ludahnya atau rambutnya. Bahkan ada juga yg membawa kotoran kyai/gurunya buat mendapati barokah, layaknya yg dilakukan oleh beberapa orang sufi. Tidakkah mereka tahu bahwa mencaribarokah dengan cara dzat seperti ini tak diperbolehkan buat terkecuali para Nabi?!!
Qiyas (penyamaan hukum) yg mereka melakukan yaitu qiyas yg keliru & jelas-jelas berlainan. Jangankan mencari barokah dari kyai, mencari barokah dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu -sahabat ygmulia, yg keimanannya seandainya ditimbang bakal lebih berat dari keimanan umat ini & telah dipastikan masuk surga- saja tak diperbolehkan dikarenakan dia bukan Nabi & tak sempat di antara parasohib yg lain mencari barokah dari dirinya radhiyallahu ‘anhu. Lebih-lebih dgn para kyai yg tingkat keimanannya dibawah Abu Bakar & belum dipastikan masuk surga, sehingga tidaklah patut satu orangpula membawa barokah darinya.
Sehingga gimana pun bersama membawa barokah dari kyai -yang tak miliki akal- seperti kerbau ‘Kyai Slamet’?!! Sungguh tindakan ini tidaklah masuk akal & tak bisa saja memberikan kebaikan sama sekali, tapi malah dapat menambah dosa. Dosa ini bukan sembarang dosa, tetapi dosa ini yakni dosa terbesar dari dosa-dosa yang lain adalah dosa syirik & Allah Ta’ala berfirman,”Sesungguhnya Allahtak mengampuni dosa syirik. & Beliau mengampuni dosa yg berada di bawah syirik, bagi siapa yg Dikehendaki-Nya.” (An Nisa’ : 116)
Tingkat Kesyirikan Tabaruk (Mencari Barokah)
Syaikh Sholih Alu Syaikh hafidzohullah menuturkan bahwa seandainya kita memperhatikan apa yg dilakukan oleh para penyembah kubur (yg datang ke kuburan para wali & beribadah kepadanya, -pen) di era kita ini, di negeri-negeri yg di sana menyebar beragam macam kesyirikan, kita bakal memperoleh di antara mereka ada yg melaksanakan ibadah layaknya yg dilakukan oleh beberapa orangmusyrik terdahulu pada laata, ‘uzza, & dzatu anwat. Para penyembah kubur tersebut duduk-duduk di kuburan atau di sekeliling pagarnya, mereka berada di atas kuburan atau di celah-celah dindingyg mengelilingi kuburan. Mereka berkeyakinan seandainya mereka menyentuhnya (dgn maksud mencari barokah,-pen) seakan-akan mereka menyentuh orang yg berada dalam kuburan tersebut, terhubungkan roh mereka dengannya & mereka meyakini bahwa orang yg berada di dalam kubur bakal jadi perantara antara mereka bersama Allah. Itulah pengagungan pada kubur tersebut. Inilah syirik agung (syirik yg mengeluarkan seorang dari Islam,-pen) sebab perkara ini mengandung ketergantungan hati pada terkecuali Allah dalam membawa manfaat & menolak bahaya pula menjadikan perantara antara diri mereka dgn Allah. Aksi seperti ini yakni sama seperti yg dilakukan beberapa orang musyrik dulu(yg sudah dianggap kafir oleh Allah & Rasul-Nya,-pen). Faktor ini mampu di lihatterhadap firman Allah yg artinya,”Ingatlah, cuma kepunyaan Allah-lah agama yg bersih (dari syirik). & beberapa orang yg membawa pelindung tidak hanya Allah (bicara) : “Kami tak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami pada Allah bersama sedekat- dekatnya.” Sesungguhnya Allah bakal memutuskan di antara mereka berkenaan apa yg mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tak menunjuki beberapa orang yg pendusta & amat ingkar.” (Az Zumar : 3).
Adapun jika mereka mengusap-ngusap kubur tersebut & meyakini bahwa kubur tersebut yakni ruangan yg penuh barokah & cuma sbg karena memperoleh barokah. Sehingga ini ialah syirik ashgor.
(Sebahagian pembahasan di atas diambil dari kitab ‘At Tamhid lii Syarhi Kitabit Tauhid’ yg ditulis oleh Menteri Wakaf Kerajaan Saudi Arabia, Syaikh Sholih Alu Syaikh -semoga Allah menjaga beliau-)
Wahai kaum muslimin, inilah tingkat kesyirikan tabaruk. Seorang mampu ke luar dari Islam disebabkan laksanakan aksi syirik besar ini. Sehingga renungkanlah, apakah aksi lain juga sebagai wujudmencari barokah seperti ‘grebeg mulud’ (tumpukan tumpeng yg saling diperebutkan terhadap hri ‘maulud Nabi’) termasuk juga mencari barokah yg disyari’atkan atau tak. Benarkah tumpeng ygdiambil berkahnya tersebut sanggup melariskan dagangan, melancarkan rizki satu orang, dapat menciptakan satu orang memperoleh jodoh?!!
Mudah-mudahan Allah menunjukkan kita terhadap kebenaran & meneguhkan kita di atasnya. Sesungguhnya Allah menunjuki kepada jalan yg lurus bagi siapa yg dikehendaki.
***
Judul Post : Ngalap Berkah dari Sang Ustadz Atau Kyai
Penulis : Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http : //rumaysho.com
Penulis : Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http : //rumaysho.com
Ngalap Berkah dari Sang Ustadz Atau Kyai
Reviewed by Pangandaran
on
05:07
Rating:
No comments: